Ustad : Bpk. Drs. Masdar, S.Pd
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Seorang muslim adalah sosok pribadi yang mempunyai ciri khas, taat menjalankan perintah dan taat menjauhi larangan Allah SWT. Jangan sampai ada seorang muslim, sudah berpakaian muslim, rajin beribadah ke Musholla atau Masjid namun masih senang menjalankan tradisi yang sebenarnya tidak pernah diajarkan oleh Rasulallah SAW.
Demikian pembukaan dari Kultum Bpk Drs. Masdar, S.Pd, di balai warga Jl. Nuri Timur, saat melakukan kegiatan sholat tarawih yang ke 11 di bulan Ramadhan 1432 H. Selanjutnya beliau mengambil rujukan Qur'an surah Adz Dzaariyat ayat 56 :
Wamaa kholaktul jinna wal insya illa liya'buddun yang artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah / menyembah-kepadaKu.
Taat beribadah atau meyembah Allah itu bukan berarti bahwa seorang muslim harus sepanjang massa sholat saja. Dan bukan pula ketaatan ini harus puasa saja tanpa henti. Namun taat disini dapat menjalankan perintah Allah dan juga larangan Allah seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulallah SAW. Dengan demikian menurut Drs. Masdar, S.Pd, semua aktifitas yang meniru contoh dari Rasulallah SAW, maka aktifitas itu akan bernilai ibadah.
Ibadah sih apa ? tanya ustad Drs. Masdar, S.Pd, yang kemudian dijawab sendiri. Bahwa yang namanya ibadah adalah Segala sesuatu yang dicintai Allah dan juga dapat memperoleh ridho dari Allah . Oleh karena itu untuk mengawali sesuatu yang memang sudah dicontohkan Rasul maka harus diawali membaca Bismillah atau doa. Dan kalau lupa tidak membaca doa atau Bismillah maka terputuslah amalan itu dari konsep ibadah.
Selain dari pada itu, ustad Drs. Masdar, S.Pd juga menegaskan bahwa mengandung banyak keberkahan. Selanjutnya beliau mengambil contoh makan. Makan adalah aktifitas baik dan sudah dicontohkan oleh Rasul. Yang menurut Rasul bila kita makan maka harus duduk dengan kaki di atas satu ( jegang = bhs Jawa ). Maka bila kita makan dengan cara seperti ini maka harus diawali dengan membaca doa atau membaca Bismillah. Bila kita lupa tidak membaca doa atau membaca Bismillah maka makan kita akan tidak bernilai ibadah lagi. Tujuan dari tata cara makan dengan jegang seperti ini bertujuan untuk menekan perut sehingga makan kita tidak terlalu banyak. Disamping itu berhentilah makan sebelum kenyang. Yang artinya bahwa perut ini harus dibagi tiga bagian yang pertama isi makanan adalah sepertiganya, yang sepettiganya lagi udara dan yang sepertiganya lagi adalah air.
Dibagian lain kultumnya beliau menjelaskan soal syarat sebuah ibadah yang dapat diterima Allah. Yang pertama harus dikerjakan dengan penuh keikhlasan. Ikhlas disini bahwa ibadah ini harus dikerjakan benar benar hanya mengharap pahala Allah SWT. Yang kedua, syarat ibadah ini dapat diterima Allah adalah harus mengikuti tuntunan Rasul. Beliau mengambil contoh banyak warga muslim yang di saat menjelang Ramadhan dan syawal selalu beramai ramai mengunjungi makam atau tanah kuburan. Dengan membawa bunga, membawa pisang dan membawa kemenyan. Yang nanti katanya akan ditaburkan di atas tanah makam orang tuanya. Yang mana hal ini sebagai perwujudan dari berbakti kepada orang tua. Kegiatan seperti ini tegas ustad Masdar adalah keliru dan tidak pernah dicontohkan oleh Rasul. Dulu kata ustad Drs. Masdar, S.Pd, Rosul pernah melarang ummatnya untuk mengunjungi makam, dan setelah kuat keimanan dari kaum muslimin maka kegiatan mengunjungi makam ini baru diperbolehkan. Didalam Islam tidak diajarkan kalau ke makam harus membawa bunga, pisang dan kemenyan. Namun di ajaran agama lain memang ada yaitu di ajaran Hindu / Budha. Atau terdapat di kitab sayuwweda ataupun di kitab samaweda. Contoh yang lain misalnya pada kegiatan memperingati empat bulan kehamilan dan yang sejenisnya. Ada yang diberi nama ngupati, keba ataupun mitoni. Termasuk larangan bagi suami yang istrinya lagi hamil yang tidak boleh nyobek amplop yang katanya nanti bisa bikin bibir si bayi sumbing, tidak boleh mreteli kepiting yang nanti katanya anggota badan dari bayi yang dikandung jadi tidak lengkap atau jadi cacat dan lain sebagainya. Semua ajaran ini tidak pernah ditemukan di Alqur'an ataupun haditz. Karana semua ajaran ini adalah ajaran Hindu-Budha. Kalau memang mau sodaqoh , silahkan sodaqoh kita tidak usah menghitung hitung waktu harus menunggu empat bulan kehamilan atau memperingati kematian yang ke 40 hari dan sebagainya. Termasuk mau mendoakan arwah yang sudah meninggal apakah itu orang tua dan lainnya juga jangan menghitung hitung waktu setelah sekian hari dari kematiannya. Tapi berdoalah setiap waktu. Kalau ingin afdol adalah selepas sholat fardu.
Dibagian akhir dari kultum ustad Drs. Masdar, S.Pd, beliau membuat kesimpulan bahwa ciri khas Pribadi Muslim ada dua (2)
1. Aqidahnya yang bersih
2. Ibadahnya yang benar
1. Aqidahnya yang bersih
2. Ibadahnya yang benar
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar