DEMOGRAFI SARIAH
Assalamu alaikum wr wb
Arab Latin: "Innal hamdalillaah, nahmaduhuu, wa nasta'iinuhu, wa nastagh-firuh. Wa na'uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a'maalinaa. Man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudh-lil falaa haadiya lah. Wa asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Ammaa ba'du."
Marilah kita kembali berucap syukur, alhamdulillah karena Allah yang masih memberikan kita Iman dan Islam yang tetap kokoh di Qolbu kita, kita masih diberikan kesehatan dan juga kewarasan dan Allah masih memberikan kesempatan, sehingga kita masih dapat berkumpul di majelis ini, guna menggunduh Rahmat Allah dan menjemput Ampunan Allah.
Selanjutnya salam dan juga sholawat kita sampaikan kepada Junjungan kita, suri teladan kita manusia yang dimulyakan Allah yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga beliau, kepada para sahabat dan pengikutnya yang setia sampai akhir Zaman, tidak ketinggalan kita yang berkumpul di majelis yang mulya ini. Allohumma ammiiin.
Hadirin yang dimulyakan Allah
Tema kita pada pagi ini saya ingin meng-upload ke majelis bapak ibu semua, tentang Demografi yang Syariah.
Kata demografi unsur penyusun katanya adalah demos yang berarti masyarakat dan grafik yang maknanya gambar atau lukisan.
Yang kalau unsur penyusun katanya disatukan akan memberikan makna Narasi kehidupan masyarakat.
Kalau kita bertestimoni perihal kehidupan ini maka akan terus berkembang atau berdiferensiasi dari tahun ke tahun, dari bulan ke bulan dari minggu ke minggu dan dari menit ke menit kontinus. Yang wabil khusus dalam mayarakat Islam, makanya saya memberikan bandrol Demografi Sariah. Dalam hal ini faktor pe-ubahnya banyak seperti : Regenerasi, Kerapatan generasi atau jumlah penduduk, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keimanan.
Sebagai pembuka akan saya presentasikan sebuah Narasi Masyarakat Islam yang berkualifikasi Problem Solving.
Ada pasangan usia subur (PUS), pada usia 5 tahun perkawinan, sudah diberikan anak oleh Allah dua orang. Lengkap ada cowoknya dan ada ceweknya. Dan pada akhir tahun ke 4 masuk usia perkawinan ke 5 sang istri hamil lagi. Karena sang Istri hamil maka istri melaporkan perihal kehamilannya ke Suami karena beliulah yang menyebabkan sang Istri hamil. "Papa sudah 3 minggu ini aku tidak mens dan sudah melakukan cek ke Puskes. Hasil analisa aku hamil lagi Pa ?"
Bagaimana respon si Suami, malah memarahi sang Istri. "Istriku yang cantik, benar benar kamu ngga tahu diri. Ini berarti obat dari Dokter kandungan itu lupa tidak diminum. Kalau sudah seperti ini mau bagai mana coba ?"
Bagaimana solving kasus ini.
Jamaah rahimakullah
Kalau didalam satu wilayah, disana ditemui banyak generasi mudanya dan dalam wilayah yang lain disana tidak ditemukan ada generasi mudanya. mana yang menguntungkan ?
Kata menguntungkan lebih fasih kalau direlevansi pada aksi ekonomi. Biasanya itu terjadi pada even jual beli. Jadi prospeknya adalah kalkulator. Misal membeli produk Rp.50 milyar dan dijual laku Rp. 60 milyar dan disini terjadi selisih 10 milyar. Dan selisih ini dibandroli sebagai keuntungan
Kalau bertambah atau berkurangnya demografi wabil khusus fluktuasi generasi, narasi keuntungan itu akan dimaknai sebagai "Bonus". Dan kita lebih familier dengan istilah bonus demografi
Kembali pada kasus pertumbuhan generasi muda yang banyak dan dan pertumbuhan generasi muda yang padam atau tidak berkembang, maka yang akan memunculkan keuntungan atau dapat memberikan bonus adalah wilayah yang pertumbuhan generasinya positif bukan nol apalagi minus ?
Bonus disini wujud kemanfaatan dalam bentuk value. Kalau wujud kemanfaatan dalam bentuk uang disebut keuntungan. Namun value dapat dikrus menjadi keuntungan ataupun sebaliknya
Pemuda adalah aset terpenting dalam sebuah Negara, dalam sebuah bangsa, dan dalam suatu Agama. Karena pemuda bukan hanya sekedar harapan regenerasi, akan tetapi pemuda adalah bibit-bibit yang sangat diharapkan kehadirannya sebab pemudalah yang akan meneruskan sebuah peradaban hingga datangnya akhir zaman.
Walaupun ada beberapa saja kita lihat pada kenyataan pemuda saat ini, pemuda Islam saya ambil sebagai contoh yang saat ini ada beberapa yang mulai kehilangan spirit berjuang, spirit belajar, padahal, sadar maupun tidak disadari (secara otomatis) pemudalah yang akan meneruskan sebuah perjuangan-perjuangan Islam kedepannya. Nah kondisi seperti ini di tandai dengan "penggerusan bonus demografi"
Sehingga komunitas Muslim khususnya wajib menghindari terjajdinya "lost Generation" atau kekosongan generasi. Sebab lost generation merupakan penghancuran peradaban.
Bapak Ibu yang dimulyakan Allah
Zaman itu dinamis terus berkembang dan tidak ada alasan untuk mundur. Termasuk dunia teknologi informasi saat ini akan terus berinovasi memenuhi kebutuhan zaman, dan tidak ketinggalan pula dunia teknologi Informasi syariah mulai berperan mengambil alih Teknologi Informasi Jahiliyah. Petitumnya adalah Generasi berkelanjutan, Iman, Kaya dan Smart.
Secara garis besar, dalam artikel ini saya (penulis) akan mencoba menjelaskan bagaimana pentingnya pendidikan orang tua terhadp terbentuknya pemuda. Dalam kesempatan ini penulis mengangkat kisah Luqman yang kerap memberikan wejangan pada anaknya. Selanjutnya kami menjelaskan bagaimana perhatian Nabi terhadap para kaum muda, serta dampak positif dan negatifnya. bagi pemuda
Annisa 9
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا
اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Latin :
Walyahsyalladzina lau taroku min kholfihim dzurriyatan dhongaafan khoofu ngalaihim fal yattaqullahha wal yaqulu khoulan sadidan
Artinya :
اُحِلَّ لَـکُمۡ لَيۡلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَآٮِٕكُمۡؕ هُنَّ لِبَاسٌ لَّـكُمۡ وَاَنۡـتُمۡ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّکُمۡ كُنۡتُمۡ تَخۡتَانُوۡنَ اَنۡفُسَکُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ وَعَفَا عَنۡكُمۡۚ فَالۡـــٰٔنَ
بَاشِرُوۡهُنَّ وَابۡتَغُوۡا مَا کَتَبَ اللّٰهُ لَـكُمۡ وَكُلُوۡا وَاشۡرَبُوۡا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَـكُمُ الۡخَـيۡطُ
الۡاَبۡيَضُ مِنَ الۡخَـيۡطِ الۡاَسۡوَدِ مِنَ الۡفَجۡرِؕ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيۡلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوۡهُنَّ
وَاَنۡـتُمۡ عٰكِفُوۡنَ فِى الۡمَسٰجِدِؕ تِلۡكَ حُدُوۡدُ اللّٰهِ فَلَا تَقۡرَبُوۡهَا ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُوۡنَ
اَللَّهُمَّ أَكْشِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْمَا أَعْطَيْتَهُ
اَللَّهُمَّ أَكْشِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَأَ طِل حَيَاتَهُ وَا غْفِرْلَهُ
Allahumma aksir maalahu wawaladahu waatil khayatahu wagfirlahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar