Diambil dari Amaliyah Ramadhan 1432 H di Balai Warga Jl. Nuri Timur
Ustad : H. Budhi Handoyo, ST
Assalmu'alaikum wr. wb
Untuk menuju ke level iklas didalam kita beribadah, maka harus di gali ilmunya. Tanpa mengetahui ilmu dari kegiatan ibadah itu maka orang akan sulit untuk mencapai derajad ikhlas tersebut. Disini orang orang yang berilmu disebut sebagai ulama. Kata ulama sendiri maknanya bukan satu tapi banyak. Jadi kalau orang menyebut kata ulama berarti kumpulan dari orang orang yang berilmu. Hal ini diungkapkan dalam QS Al-Faathir 28:
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.
Dari ayat tersebut ulama adalah orang orang yang paling takut kepada Allah. Maksudnya takut akan segala larangan Allah dan takut akan semua perintah Allah jika ditinggalkan.
Kemudian QS: Azzumar ayat 9 menegaskan bahwa :
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Dari ayat tersebut Qur'an membuat komparasi mana yang lebih beruntung antara orang musrik dan orang yang beriman. Yang pasti kemusrikan itu terjadi karena akal ini tidak jalan. Sedangkan mereka orang orang yang suka menggunakan akalnya pasti orang orang yang beriman
QS Ar-Ar'du ayat 16
Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaratan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".
Ayat ini menjelaskan bahwa mencari perlindungan kepada selain Allah terjadi pada orang orang yang tidak berakal yang tidak mau mencari ilmu. Sehingga nuansanya menjadi gelap gulita namun kepada orang orang yang mau berfikir karena berakal maka mereka akan memilih Allah sebagai tempat berlindung dan berserah diri dan kondisi yang seperti ini adalah kondisi yang terang benderang. Sebenarnya kegelapan dan kegelisahan ini terjadi hanya di kalbu mereka orang orang yang tidak mau berfikir
Dalam QS : Huud ayat 24 :
Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?
Dari ayat tersebut ulama adalah orang orang yang paling takut kepada Allah. Maksudnya takut akan segala larangan Allah dan takut akan semua perintah Allah jika ditinggalkan.
Kemudian QS: Azzumar ayat 9 menegaskan bahwa :
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Dari ayat tersebut Qur'an membuat komparasi mana yang lebih beruntung antara orang musrik dan orang yang beriman. Yang pasti kemusrikan itu terjadi karena akal ini tidak jalan. Sedangkan mereka orang orang yang suka menggunakan akalnya pasti orang orang yang beriman
QS Ar-Ar'du ayat 16
Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaratan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".
Ayat ini menjelaskan bahwa mencari perlindungan kepada selain Allah terjadi pada orang orang yang tidak berakal yang tidak mau mencari ilmu. Sehingga nuansanya menjadi gelap gulita namun kepada orang orang yang mau berfikir karena berakal maka mereka akan memilih Allah sebagai tempat berlindung dan berserah diri dan kondisi yang seperti ini adalah kondisi yang terang benderang. Sebenarnya kegelapan dan kegelisahan ini terjadi hanya di kalbu mereka orang orang yang tidak mau berfikir
Dalam QS : Huud ayat 24 :
Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?
Dari ayat ini kita disuruh membuat komparasi atau perbandingan antara orang kafir dan orang yang beriman yang dalam Al-Qur'an diumpamakan sebagai orang buta-tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar
Selanjutnya dalam Suah Al-Fathir ayat 19 - 22
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.
dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya.
dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas.
dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada orang orang yang dikehendakinya. Untuk itu carilah ilmu agar kita menjadi orang orang yang beriman. Kalau kita sudah masuk ke dalam kelompok orang orang yang dekat dengan Allah maka Allahpun akan meridhoi dari apa yang kita kerjakan sebagai nilai dari sebuah kebaikan. Namun jika kita jadi penentang Allah maka kitapun akan jauh dari nilai kebajikan tersebut. Ini sesuai dengan Haditz yang diriwayatkan oleh Buchori dan Muslim.
Karena pentingnya ilmu berdasarkan Haditz yang diriwayatkan oleh Muslim ada yang sangat terkenal yaitu
Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara
1. Sodaqoh Jariyah semasa hidupnya
2. Ilmu yang bermanfaat
3. Anak yang soleh
Wassalamu'alaikum wr. wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar