Ujian adalah suatu hal biasa. Sebab yang namanya orang belajar ya harus siap untuk diuji. Termasuk disini adalah Ujian Nasioal ( UN ), yang mulai besok hari Senin, tanggal 15 April 2013, kembali akan digelar diseluruh Indonesia untuk tingkat SLTA ( SMA, SMK, MA, dan SMALB serta Paket C ).
Namun ujian nasional tahun ini agak berbeda dengan ujian nasional tahun tahun sebelumnya. Perbedaannya adalah pertama soal dan lembar jawab jadi satu paket. Artinya kalau siswa salah dalam mengerjakan soal kemudian terjadi kerusakan di lembar jawab komputer ( LJK ), maka kalau mau minta ganti LJK ya harus sama soalnya sekalian. Demikian sebaliknya. Yang ke dua, soal dibuat dalam 30 paket. Namun untuk satu kelas yang isinya 20 ya menggunakan yang 20 paket. Namun jika jumlah siswa dalam satu kelas ada 30 orang maka yang 10 orang di kelas berikutnya akan menggunkan paket selanjutnya dari paket 21 sampai dengan paket 30. Yang ketiga siswa sudah tidak perlu menuliskan kode soal. Sebab soal yang dikerjakan sudah memiliki kode namun dalam bentuk bar dan tidak terlihat mata biasa. Yang ke empat kepala Dinas, kepala Daerah dan Kepala sekolah dilarang mencanangkan program kelulusan 100 %, namun kelulusan yang di ijinkan adalah kelulusan yang alami ( natural ).
Walaupun dengan standar nilai kelulusan terendah sama dengan tahun lalu yaitu 5,5 namun tingkat kesulitan soal di UN tahun ini ditingkatkan yaitu soal sulit 20 % sebelumnya 10 %, soal sedang 30 % dan mudah 50 %. Hal ini rasanya menjadi beban bagi banyak siswa termasuk mungkin siswa dari sekolah yang kategori vaforit sekalipun.
Dengan adanya model UN seperti ini, guru mapel dan kepala sekolah benar benar terpasung, sebab sekolah ibaratnya hanya sebagai tempat untuk belajar saja dan tidak ada wewenang untuk menguji siswa siswi asuhannya setelah sekian lama dibimbing dan dibina dalam seluruh mapel yang ada.
Walaupun ada ujian sekolah untuk mapel mapel tertentu yang tidak di UN kan, ini tidak ada artinya sama sekali, sebab kalau UN dinyatakan tidak lulus maka UN sekolah juga harus menyatakan tidak lulus.
Hal yang lain adalah meratanya soal UN untuk sekolah vaforit dan sekolah pinggiran. Masalah ini mungkin yang masih menjadi banyak sorotan masyarakat. Sehingga tampaknya rasa keadilan masih diabaikan. Namun bagusnya dimanapun siswa siswi belajar apakah di Sekolah vaforit atau tidak, apakah di sekolah negeri atau swasta mutunya akan sama dengan adanya UN ini. Mestinya ijazah yang diluarkan adalah produk dari BSNP sebagai lembaga yang menguji siswa.
Kepada seluruh siswa SLTA dimanapun berada selamat belajar semoga sukses !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar