Hari ini Ahad, 14 September 2014, adalah pengajian khusus "Walimatussafar". Yaitu pengajian dalam rangka menghormati pemberangkatan calon hajji Bapak Fajaruddin dan Ibu Yohani ke tanah suci Mekkah, yang bertempat di Masjid Nururrahman Jl. Nuri Timur Tegalraja Cilacap
Kegiatan pengajian ini diprakarsai oleh Takmir Masjid Nururohman, Bapak Sugeng Budi Handoyo, ST dan Bapak Sadimin.
Adapaun selaku penceramah atau pembicara adalah Al-Ustad Drs. Hasan Makarim. Ketua MUI Kabupaten Cilacap.
Acara pengajian walimatussafar ini diikuti oleh 66 KK dari dua RT yang ada di Jalan Nuri Timur yaitu RT 06 dan RT 07 RW V Tegalreja Cilacap.
Pada kesempatan tersebut Ketua MUI Drs. Hasan Makarim, menegaskan bahwa melaksanakan ibadah hajji adalah melaksanakan ibadah penyempurna dari perjalanan seorang Muslim.
Menurut beliau Rukun Islam yang ke lima yaitu hajji kalau diibaratkan dengan membuat sebuah bangunan, maka rukun Islam yang kelima ini adalah pekerjaan "finishing". atau penyelesaian.
Sudah barang tentu kalau yang namanya finishing selalu membutuhkan biaya ekstra, atau biaya tambahan yang lumayan besar, agar dari apa yang kita bangun itu menampakkan sebuah ujud bangunan yang megah lagi kuat. Sama halnya kalau kita mau menjadi tamu Allah untuk menunaikan rukun hajji di tanah suci mekah, selalu membutuhkan dana yang besar. Untuk ukuran saat ini adalah Rp. 40 juta. per jiwa.
Sudah biaya nya besar kasihan kan kalau hasilnya tidak memuaskan. Untuk itu ada beberapa kiat kiat khusus sebelum menunaikan hajji ini.
Yang pertama, bersihkan jiwa ini, diri ini dengan tetap menjaga kebersihan hati. Dicontohkan bahwa calon hajji sebelum menunaikan ibadah hajji harus dapat meninggalkan sifat " dendam " apakah itu kepada sesama Muslim ataupun juga kepada sesama non muslim. Calon hajji harus berjiwa pemaaf, tanpa harus dimintai maaf. Yang kedua, calon hajji harus dapat meninggalkan apa saja yang bersifat keduniawian. Seperti Jabatan, Pekerajaan, Kekayaan baik itu harta maupun benda, Keluarga, dan Kerabat. Ini mirip kalau seseorang telah menemui ajal sehingga segalanya terputus. Jabatan terputus, Pekerjaan terputus, dan sebagainya. Kecuali amal baik yang telah kita kerjakan, ilmu yang pernah kita sampaikan dan juga anak yang sholeh. Yang ketiga, penuh dengan kekhusyukan didalam menunaikan ibadah khususnya ibadah wajib. Calon hajji saat di Mekkah harus lebih mengutamakan ibadah apalagi ibadah ibadah wajib harus diperhatikan. Kita jangan sampai terbalik ibadah ibadah yang sifatnya sunah di tingkatkan namun malah yang wajib ditinggalkan. Apalagi saat kita berada di padang Arofah. Sebab ibadah di padang Arofah adalah salah satu bentuk model pertemua antara seorang hamba dengan tuhannnya yaitu Allah SWT. Kita harus dapat meneteskan air mata saat berada di padang Arofah. Sebab kalau biasa saja itu menunjukan hati kita tergolong " keras ". Kalo saat menjalankan ibadah di Arofah kok kita tidak bisa meneteskan air mata maka kegiatan hajji ini perlu diulang pada tahun berikutnya, tandas beliau. Jadi selama kita berada di Mekkah tugas utamanya adalah bolak balik mengunjungi Masjid. Dan ini jika telah pulang dari menunaikan hajji harus tetap di teruskan, untuk tetap menjaga kemabruran hajjinya. Jangan sampai kemabruran ini tidak pernah kita dapatkan. Jangan sampai kita yang belum menunaikan ibadah hajji ini malahan mendapatkan nilai kemabruran sedangkan yang sudah hajji malahan tidak pernah mendapatkan. Ironis. Yang ke empat, Tunaikan Zakat. Jangan sampai kita calon hajji yang mau berangkat hajji zakat masih belum dibayarkan, apakah itu zakat harta atau benda. Jadi sebelum menunaikan hajji semua zakat ini harus sudah dibayarkan. Termasuk juga kalau punya utang maka hutang hutang nya perlu dibayarkan dulu. Bila punya janji maka penuhi janji itu. Yang ke lima, kita harus dapat mengaplikasikan makna " Puasa " yaitu pengendalian diri. Bila di Mekkah kita menemui sesuatu ya biarkan saja, jangan menyakiti sesama jamaah hajji lainnya misal terjepit karena berdesakan ya tetap sabar tidak perlu marah marah.
Acara pengajian walimatussafar ini juga di kumandangkan ayat suci Al-Qur'an oleh ustad Rinaldi, yang sekaligus juga membacakan sari tilawahnya.
Calon hajji Bapak Fajaruddin dan Ibu Yohani akan berangkat ke tanah suci Mekkah pada tanggal 18 September 2014 mendatang. Bahkan satu minggu sebelumnya warga RT 07 RW V Ibu Ani Bambang Setyomargono, telah berangkat telebih dahulu ke Mekkah juga untuk menunaikan ibadah hajji. Semoga tiga orang warga jalan Nuri Timur ini dapat dengan mudah menunaikan ibadah hajji tanpa mengalami kendala dan dapat kembali ke tanah air dengan selamat sebagai hajji yang mabrur.
Menurut beliau Rukun Islam yang ke lima yaitu hajji kalau diibaratkan dengan membuat sebuah bangunan, maka rukun Islam yang kelima ini adalah pekerjaan "finishing". atau penyelesaian.
Sudah barang tentu kalau yang namanya finishing selalu membutuhkan biaya ekstra, atau biaya tambahan yang lumayan besar, agar dari apa yang kita bangun itu menampakkan sebuah ujud bangunan yang megah lagi kuat. Sama halnya kalau kita mau menjadi tamu Allah untuk menunaikan rukun hajji di tanah suci mekah, selalu membutuhkan dana yang besar. Untuk ukuran saat ini adalah Rp. 40 juta. per jiwa.
Sudah biaya nya besar kasihan kan kalau hasilnya tidak memuaskan. Untuk itu ada beberapa kiat kiat khusus sebelum menunaikan hajji ini.
Yang pertama, bersihkan jiwa ini, diri ini dengan tetap menjaga kebersihan hati. Dicontohkan bahwa calon hajji sebelum menunaikan ibadah hajji harus dapat meninggalkan sifat " dendam " apakah itu kepada sesama Muslim ataupun juga kepada sesama non muslim. Calon hajji harus berjiwa pemaaf, tanpa harus dimintai maaf. Yang kedua, calon hajji harus dapat meninggalkan apa saja yang bersifat keduniawian. Seperti Jabatan, Pekerajaan, Kekayaan baik itu harta maupun benda, Keluarga, dan Kerabat. Ini mirip kalau seseorang telah menemui ajal sehingga segalanya terputus. Jabatan terputus, Pekerjaan terputus, dan sebagainya. Kecuali amal baik yang telah kita kerjakan, ilmu yang pernah kita sampaikan dan juga anak yang sholeh. Yang ketiga, penuh dengan kekhusyukan didalam menunaikan ibadah khususnya ibadah wajib. Calon hajji saat di Mekkah harus lebih mengutamakan ibadah apalagi ibadah ibadah wajib harus diperhatikan. Kita jangan sampai terbalik ibadah ibadah yang sifatnya sunah di tingkatkan namun malah yang wajib ditinggalkan. Apalagi saat kita berada di padang Arofah. Sebab ibadah di padang Arofah adalah salah satu bentuk model pertemua antara seorang hamba dengan tuhannnya yaitu Allah SWT. Kita harus dapat meneteskan air mata saat berada di padang Arofah. Sebab kalau biasa saja itu menunjukan hati kita tergolong " keras ". Kalo saat menjalankan ibadah di Arofah kok kita tidak bisa meneteskan air mata maka kegiatan hajji ini perlu diulang pada tahun berikutnya, tandas beliau. Jadi selama kita berada di Mekkah tugas utamanya adalah bolak balik mengunjungi Masjid. Dan ini jika telah pulang dari menunaikan hajji harus tetap di teruskan, untuk tetap menjaga kemabruran hajjinya. Jangan sampai kemabruran ini tidak pernah kita dapatkan. Jangan sampai kita yang belum menunaikan ibadah hajji ini malahan mendapatkan nilai kemabruran sedangkan yang sudah hajji malahan tidak pernah mendapatkan. Ironis. Yang ke empat, Tunaikan Zakat. Jangan sampai kita calon hajji yang mau berangkat hajji zakat masih belum dibayarkan, apakah itu zakat harta atau benda. Jadi sebelum menunaikan hajji semua zakat ini harus sudah dibayarkan. Termasuk juga kalau punya utang maka hutang hutang nya perlu dibayarkan dulu. Bila punya janji maka penuhi janji itu. Yang ke lima, kita harus dapat mengaplikasikan makna " Puasa " yaitu pengendalian diri. Bila di Mekkah kita menemui sesuatu ya biarkan saja, jangan menyakiti sesama jamaah hajji lainnya misal terjepit karena berdesakan ya tetap sabar tidak perlu marah marah.
Acara pengajian walimatussafar ini juga di kumandangkan ayat suci Al-Qur'an oleh ustad Rinaldi, yang sekaligus juga membacakan sari tilawahnya.
Calon hajji Bapak Fajaruddin dan Ibu Yohani akan berangkat ke tanah suci Mekkah pada tanggal 18 September 2014 mendatang. Bahkan satu minggu sebelumnya warga RT 07 RW V Ibu Ani Bambang Setyomargono, telah berangkat telebih dahulu ke Mekkah juga untuk menunaikan ibadah hajji. Semoga tiga orang warga jalan Nuri Timur ini dapat dengan mudah menunaikan ibadah hajji tanpa mengalami kendala dan dapat kembali ke tanah air dengan selamat sebagai hajji yang mabrur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar